Saturday, April 16, 2011

Hiroshima ; Kota Sungai, Kota Sejarah

Pukul 16:30 tepat pesawat ANA yang kami naiki mendarat di Hiroshima airport, pendaratan yang sangat tidak nyaman karena sayanya mabok udara. Kondisi badan yang tidak fit mungkin ya .

Hiroshima airport tidak seluas Chitose airport di Sapporo, dan transportasi yang menghubungkan bandara dengan kota hanyalah Limosine bus. Tidak ada kereta, apalagi subway. Tiketnya 1300 yen perorang, mahal dibanding damri dari gambir ke suta hehehehehe. Seperti biasa belinya di vending mesin, dan ada banyak informasi dalam bahasa inggris jadi tertepislah ketakutan bakal nyasar. Kita ambil limosin yang menuju hirosima station karena hotel tempat menginap memang diseputaran sana, rencana awal mau langsung jalan ke Hirosima museum, tapi berhubung badan sudah capek dan Ichiko sudah lapar kita putskan ke hotel saja untuk beristirahat.

Limosin busnya nyaman, bisa tidur dengan nyenyak di dalam bis, jarak yang ditempuh selama 45 menit. Tapi sempet menemukan kemacetan sekitar 10 kilo di arah sebaliknya (ada juga di jepang ya). Tepat 45 menit kita sampai di hirosima station, karena terminal bisnya di depan stasiun kereta shinkansen, jadinya kita menyusuri jalan bawah tanah sampai ke sisi sebrangnya yaitu stasiun kereta. Hotel New Hiroden terletak di dekat pintu selatan hiroshima stasiun.

Hotel new hiroden kita pilih karena paling dekat dengan stasiun dan berdsarkan berbagai review di Internet. Hanya sekitar 2 menit dari stasiun, dan ternyata hotelnya bagus. Kita dapat kamar di lantai 11 dengan view kota hirosima yang penuh dengan sungai. Sarapannya bisa diganti dengan kupon seharga 1100 yen, dan bisa digunakan untuk membeli makanan di toko toko kombini.



Malam itu kami habiskan hanya untuk jalan jalan diseputaran hiroshima stasiun, mencicipi berbagai makanan yang katanya khas hiroshima. Kalau soal harga sepertinya tidak begitu jauh dengan sapporo, tapi kalau sejujurnya makanan makanan di sapporo jauh lebih enak.

Pagi harinya setelah sarapan di hotel kami berangkat menuju park memorial museum, dengan menggunakan tram yang stasiunnya sangat dekat dengan hotel. Eh tramnya ada kondekturnya lho, tapi ongkos tidak ditagih didalam bisa melainkan dibayarkan pada waktu keluar dan dengan uang pas. Ongkos tramnya 150 yen perorangm dijual juga one day card seharga 600 yen, cuma karena kita tidak banyak bepergian naik tran jadi memilih tidak menggunakan one day card.


Sempat berpoto sama tram, dipoto ada stroller umbrella nya ichiko yang sudah minta di upgrade karena ukurannya mengecil , dan ada juga si batik kiriman dari mbah yang setia mengiringi (suka banget menggendong pake batik, soale jadi pusat perhatian ).

Turun di perhentian "genbaku dome mae" langsung disuguhi dengan pemandangan dome yang tersisa pada waktu pengeboman atom di Hiroshima tahun 1945. Masih seperti aslinya dan kebetulan sedang ada kampanye anti nuklir jadi kita tidak begitu bebas mau poto poto disini. Lanjut ke arah tamannya, seperti biasa disuguhi berbagai tatanan khas jepang yang rapi dan terawat.



Dalam taman tersebut ada juga satu altar (cenotaph) yang berisi nama nama korban bom, dan keterangan dalam berbagai bahasa dan ada api yang melambangkan perdamaian yang tidak pernah mati.



Memasuki museumnya dengan tarif masuk hanya 50 yen dan tambahan 300 yen bila kita menginginkan audio guide yang disediakan dalam berbagai macam bahasa (termasuk Indonesia). Ternyata hanya membaca dan mengunjungi langsung itu berbeda, di dalam museum ini aku merasa perang itu hanya mengakibatkan sengsara. Melihat pada foto foto korban, baju baju seragam sekolah korban yang dimuseumkan, ada banyak sekali harapan harapan yang hilang. Seluruh kota hancur, dan hanya menyisakan bangunan bangunan yang berkonstruksi baja. Ditambah dengan efek radiasi setelahnya, banyak bayi yang lahir dengan cacat bawaan.

Hiroshima hancur total pada waktu itu, asli aku bisa merasakan atsmosfir kehancuran, derita dan darah didalam museum itu. Sampai sekarang aku masih berpikir, kenapa aku tidak merasakan hal yang sama ketika masuk museum perjuangan di Indonesia bahkan ketika pelajaran PSPB (buku ini ada lho di dalam museumnya). Bangsa yang besar memang bangsa yang menhargai jasa pahlawannya .

Hampir 5 jam kami habiskan di tempat ini, dan selalu merasa masih kurang, masih banyak hal lain yang ingin diketahui, tapi travelling dengan Ichiko its mean....traveling dengan rengekannya kalau mama dan papanya berlama lama berdiri di satu objek, apalagi kalau lagi ngantri . Bagian lain yang sempat kami kunjungi adalah wisata kuliner makanan khas hirosima OKONOMIYAKI, alias bakwan......


Tidak menyesal mengunjungi kota ini, meskipun kalau mau jadi tim penilai orang orang di sapporo jauh lebih modis dan sedap dipandang mata hehehehehhehehehe.......



1 comment:

Allisa Yustica Krones said...

Mupeeeennggg....pemandangannya cantik banget!! Ichiko juga udah bener2 keliatan seperti gadis jepang cilik instead of boru batak :D