Wednesday, December 10, 2014

Melengkapi, meneguhkan dan menguatkan

Kemarin, sempat menghadiri natal kantor meskipun rencana awal hanya ingin menghadiri acara tahun baru.  Tol cikampek bersahabat sekali kemarin sehingga cikarang-jakarta cukup satu jam saja.
Ada hal menarik yang menginspirasi dari khotbah pak pendeta, yaitu tentang bagaimana Tuhan menggambarkan hubungan dalam keluarga.  Di kutip dari 1 Petrus 5:10, keluarga seharusnya saling melengkapi, saling meneguhkan, dan saling menguatkan, seumur hidup.
Melengkapi sama seperti bagian tubuh yang tidak bisa menjalankan fungsinya bila terpisah dari tubuh, melengkapi supaya menjadi sempurna.  Meneguhkan supaya setiap setiap anggota keluarga bisa berfungsi dengan benar dan mengokohkan supaya keluarga bisa menjadi satu.
Berbagai perumpamaan yang dicontohkan cukup menyentil perasaan dan menginspirasi, sehingga pagi ini bangun pagi bisa cium cium bidadari sambil membisikan
"I love you girls...Moms thanks to God and  really happy to have both of you!" Ciuman selamat pagi untuk suami tercinta dengan melimpah ucapan syukur untuk pria luar biasa yang sudah Tuhan hadirkan dalam hidup saya.
Desember memang bulan penuh berkah.....

Tuesday, June 24, 2014

Pendidikan Biologi Anak Usia Dini

Berita pelecehan seksual terhadap anak anak, membuat saya sebagai orang tua harus tetap siaga dan tidak boleh lengah.  Pelaku yang kebanyakan  bukan orang jauh korban juga mengisyaratkan bahwa iblis benar benar seperti singa yang mengaum ngaum mencari mangsanya.  Tentu saja hal ini bukan berarti kita harus melindungi anak kita secara berlebihan, karena bagaimanapun perlindungan secara berlebihan justeru tidak baik untuk perkembangan emosional anak kita.
Sebagai orang tua kita memang harus menjadi pihak yang paling kreatif untuk mendidik dan menjaga anak kita.  Begitu berita berita ini merebak saya langsung teringat beberapa artikel yang pernah saya baca mengenai pendidikan seksual bagi anak anak kita.  Menurut saya pendidikan seksual itu bukan semata mata pendidikan mengenai cara cara reproduksi yang oleh masyarakat masih di anggap tabu.  Tapi terkadang yang kita tidak tahu adalah bagian mana yang bisa kita ajarkan yang sesuai dengan usia anak anak kita.
Di bawah ini adalah apa yang saya ajarkan pada anak anak saya :
1.        Pengenalan Pakaian
Saya membiasakan anak anak untuk mengenakan pakaian lengkap sehari hari, dan tidak mengizinkan mereka hanya mengenakan kaos dalam, celana dalam atau popok apalagi bila mereka berada di luar rumah.  Karena saya bekerja dan anak anak bersama asisten saya di rumah, saya juga menekankan hal sama pada asisten saya.  Penting juga adalah bahwa kita sebagai orang tua juga memberikan contoh yang sama. Jangan pernah mengenakan pakaian minim dan menggoda ! 
2.       Pengenalan organ tubuh
Saya mengajarkan anak anak untuk mengenali semua organ tubuhnya.  Saya akan mengucapkan dengan lafal kata yang benar untuk penamaan setiap organ tubuh.  Saya juga mengajarkan bahwa bagian tubuh yang ditutupi oleh pakaian adalah organ tubuh yang tidak boleh di lihat apalagi disentuh orang lain.  Saya beri pengecualian bahwa hanya orang tuanya dan pengasuhnya yang boleh menyentuhnya.  Saya mengutip dari  http://www.underwearrule.org/howto_en.asp mengenai hal hal yang harus diperhatikan :
2.1. Tubuhmu adalah milikmu
Anak anak harus bisa mengatakan “TIDAK” bila ada orang lain yang menyentuh tubuhnya
2.2. Sentuhan yang benar dan sentuhan yang salah
Anak anak di ajari bahwa sentuhan yang benar (misalnya saat membantunya membersihkan diri seusai BAB atau mandi) adalah sentuhan yang nyaman, bukan sentuhan yang menimbulkan rasa sakit.  Saya juga memastikan siapa siapa orang tua yang bisa di percaya sehingga mereka bisa bertanya
2.3. Rahasia
Anak anak harus tahu bahwa rahasia yang menimbukan ketidaknyamanan apalagi ketakutan adalah sesuatu yang sangat berbahaya.  Kalau ada yang mencoba menyentuh bagian terlarang dan kemudianmelarang sang anak untuk menceritakan pada orang lain, itulah saat dimana anak harus berteriak dan menceritakan hal tersebut pada orang yang bisa di percaya
2.4.Mari menjadi orang yang bisa di percaya oleh anak anak kita
Sebagai orang tua kita harus menjadi pihak yang paling tahu akan keadaan anak kita sendiri, menjadi pihak yang paling bisa menimbulkan rasa nyaman pada anak anak kita.  Jika anak anak sudah takut untuk bercerita pada kita, bagaimana mungkin kita bisa tahu hal hal tersembunyi yang terjadi pada mereka
2.5. Mencari Pertolongan
Saya baru mengajarkan anak anak untuk teriak bila mereka mengalami hal hal yang menakutkan itu, berlari dan segera mencari orang orang terpercaya dan menceritakan apa yang dialami.
3.        Mengajarkan berulang ulang kali
Saya memilih waktu mengajarkan semua ini adalah saat memandikan mereka, saat mendampingi ke toilet, saat  mengganti baju mereka, memijit, dan saat bermain bersama mereka.  Menurut saya tidak cukup hanya satu kali, tapi saya mengajarkan berulang ulang kali, apalagi anak anak saya masih kecil dan mempunya masalah dengan keterlambatan bicara. 
Saya mengerti ketika ada beberapa orang tua yang menganggap saya terlalu phobia, atau terlalu berlebihan sebagai orang tua yang masih muda.  Tapi sekali lagi menurut saya, menjadi orang tua adalah proses pembelajaran tiada henti yang menuntut kita untuk selalu up to date.  Bukan hanya up date status di media social saja ya :D. Saya bukan full time mother yang bisa setiap saat  mendampingi tumbuh kembang anak anak saya, tapi saya akan terus belajar bagaimana supaya anak anak saya bisa bertumbuh dalam lingkungan yang nyaman dan damai. Saya sadar sesadar sadarnya bahwa Tuhanlah yang akan selalu menjaga anak saya di saat bersama ataupun tanpa saya.
“anak anak adalah anak panah di tabung panah sang pahlawan, ia akan meluncur bergerak kearah sang pahlawan mengarahkan busurnya (amsal 127:4/terjemahan bebas)

Note : Di sarikan dari berbagai sumber, dan pelajaran sekolah minggu di GBI Lippo Cikarang