Berita pelecehan seksual terhadap
anak anak, membuat saya sebagai orang tua harus tetap siaga dan tidak boleh
lengah. Pelaku yang kebanyakan bukan orang jauh korban juga mengisyaratkan
bahwa iblis benar benar seperti singa yang mengaum ngaum mencari mangsanya. Tentu saja hal ini bukan berarti kita harus
melindungi anak kita secara berlebihan, karena bagaimanapun perlindungan secara
berlebihan justeru tidak baik untuk perkembangan emosional anak kita.
Sebagai orang tua kita memang
harus menjadi pihak yang paling kreatif untuk mendidik dan menjaga anak
kita. Begitu berita berita ini merebak
saya langsung teringat beberapa artikel yang pernah saya baca mengenai
pendidikan seksual bagi anak anak kita.
Menurut saya pendidikan seksual itu bukan semata mata pendidikan
mengenai cara cara reproduksi yang oleh masyarakat masih di anggap tabu. Tapi terkadang yang kita tidak tahu adalah
bagian mana yang bisa kita ajarkan yang sesuai dengan usia anak anak kita.
Di bawah ini adalah apa yang saya
ajarkan pada anak anak saya :
1.
Pengenalan Pakaian
Saya membiasakan
anak anak untuk mengenakan pakaian lengkap sehari hari, dan tidak mengizinkan
mereka hanya mengenakan kaos dalam, celana dalam atau popok apalagi bila mereka
berada di luar rumah. Karena saya bekerja
dan anak anak bersama asisten saya di rumah, saya juga menekankan hal sama pada
asisten saya. Penting juga adalah bahwa
kita sebagai orang tua juga memberikan contoh yang sama. Jangan pernah
mengenakan pakaian minim dan menggoda !
2.
Pengenalan
organ tubuh
Saya mengajarkan
anak anak untuk mengenali semua organ tubuhnya.
Saya akan mengucapkan dengan lafal kata yang benar untuk penamaan setiap
organ tubuh. Saya juga mengajarkan bahwa
bagian tubuh yang ditutupi oleh pakaian adalah organ tubuh yang tidak boleh di
lihat apalagi disentuh orang lain. Saya
beri pengecualian bahwa hanya orang tuanya dan pengasuhnya yang boleh
menyentuhnya. Saya mengutip dari http://www.underwearrule.org/howto_en.asp
mengenai hal hal yang harus diperhatikan :
2.1. Tubuhmu adalah milikmu
Anak anak harus bisa mengatakan “TIDAK” bila ada orang
lain yang menyentuh tubuhnya
2.2. Sentuhan yang benar dan sentuhan yang salah
Anak anak di ajari bahwa sentuhan yang benar (misalnya
saat membantunya membersihkan diri seusai BAB atau mandi) adalah sentuhan yang
nyaman, bukan sentuhan yang menimbulkan rasa sakit. Saya juga memastikan siapa siapa orang tua
yang bisa di percaya sehingga mereka bisa bertanya
2.3. Rahasia
Anak anak harus tahu bahwa rahasia yang menimbukan ketidaknyamanan
apalagi ketakutan adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Kalau ada yang mencoba menyentuh bagian
terlarang dan kemudianmelarang sang anak untuk menceritakan pada orang lain,
itulah saat dimana anak harus berteriak dan menceritakan hal tersebut pada
orang yang bisa di percaya
2.4.Mari menjadi orang yang bisa di percaya
oleh anak anak kita
Sebagai
orang tua kita harus menjadi pihak yang paling tahu akan keadaan anak kita
sendiri, menjadi pihak yang paling bisa menimbulkan rasa nyaman pada anak anak
kita. Jika anak anak sudah takut untuk
bercerita pada kita, bagaimana mungkin kita bisa tahu hal hal tersembunyi yang
terjadi pada mereka
2.5. Mencari Pertolongan
Saya baru mengajarkan anak anak untuk teriak bila
mereka mengalami hal hal yang menakutkan itu, berlari dan segera mencari orang
orang terpercaya dan menceritakan apa yang dialami.
3. Mengajarkan berulang ulang kali
Saya memilih waktu mengajarkan semua ini adalah saat
memandikan mereka, saat mendampingi ke toilet, saat mengganti baju mereka, memijit, dan saat
bermain bersama mereka. Menurut saya
tidak cukup hanya satu kali, tapi saya mengajarkan berulang ulang kali, apalagi
anak anak saya masih kecil dan mempunya masalah dengan keterlambatan
bicara.
Saya mengerti ketika ada beberapa
orang tua yang menganggap saya terlalu phobia, atau terlalu berlebihan sebagai
orang tua yang masih muda. Tapi sekali
lagi menurut saya, menjadi orang tua adalah proses pembelajaran tiada henti
yang menuntut kita untuk selalu up to date.
Bukan hanya up date status di media social saja ya :D. Saya bukan full
time mother yang bisa setiap saat
mendampingi tumbuh kembang anak anak saya, tapi saya akan terus belajar
bagaimana supaya anak anak saya bisa bertumbuh dalam lingkungan yang nyaman dan
damai. Saya sadar sesadar sadarnya bahwa Tuhanlah yang akan selalu menjaga anak
saya di saat bersama ataupun tanpa saya.
“anak anak adalah anak panah di
tabung panah sang pahlawan, ia akan meluncur bergerak kearah sang pahlawan
mengarahkan busurnya (amsal 127:4/terjemahan bebas)
Note : Di sarikan dari berbagai
sumber, dan pelajaran sekolah minggu di GBI Lippo Cikarang
No comments:
Post a Comment