Sunday, September 6, 2009

receh, yuk bayar dengan uang pas

Pengalaman paling tidak kusukai dalam berbelanja adalah mendapat kembalian uang receh tapi akan lebih tidak kusukai bila uang kembalian di ganti dengan permen.  Selain mata uang kita yang belum berganti dengan permen, terkadang permen yang dijadikan kembalian juga bukan permen enak yang seharga dengan nilai uang kita.

Seandainya yang melakukan itu adalah toko kecil atau warung, mungkin bisa dimaklumi.  Tapi kalau hal tersebut di lakukan oleh pusat perbelanjaan yang besar apalagi ber franchise international, sangat tidak masuk akal.  Memang pernah mendengar isue, ini hanya akal akalan para kasir, karena khabarnya lumayan banyak pendapatan mereka dari sektor ini.  Bukannya seharusnya kasir  harus berfungsi sebagai kasir bukan sales permen .

Waktu pertama kali hidup di jepang, aku begitu surprise melihat orang jepang yang memiliki 2 dompet.  Satu dompet untuk uang kertas dan dompet lain untuk uang koin (itu belum termasuk dompet untuk kartu).  Belajar mengantri membayar sambil mengamati mereka yang mencoba membayar dengan uang pas, atau mencoba menambahkan receh receh supaya uang kembalian bisa berupa nominal yang lebih besar.  Hal lain yang tak kurang menakjubkannya, hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh ibu ibu, tapi oleh semua orang, pria maupun wanita, tua maupun muda, berdasi maupun hanya pakai baju lusuh.  Dan sang kasir tetap dengan sabar melayani dengan senyumannya.  Di jepang juga aku belajar menjaga uang logam dengan baik, karena aku butuh uang logam untuk mencuci baju di coin laundry ataupun membeli minuman di vending mesin.  Padahal dulu uang coinku bisa dengan mudah ditemukan di tas, kantong baju, sampai kantong belanjaan.

Beberapa kali mudik ke Indonesia, aku mencoba menerapkan apa yang kulihat disini.  Membayar dengan uang pas, atau menambah uang pembayaran dengan beberapa koin supaya ku peroleh uang kembalian yang  berupa uang kertas.  Hasilnya : terlalu sering di cemberuti kasir.  Sampai sampai aku pernah berujar pada temanku, aku beli barang kok bukan beli senyuman kasir.  Tapi pernah juga bikin ribut dengan kasir gara gara menolak kembalian di ganti dengan permen,  akhirnya nekad juga bikin kasir tambah jutek, dengan menyambar batu baterai di dekat kasir tersebut dan membayarnya dengan tambahan permen sehingga nilainya jadi pas.  He he he...jangan ditanya bagaimana mencak mencak kasir tersebut dan teman temannya.  Cuek aja, mereka tidak pernah melayani customer dengan baik, so kenapa harus khawatir membuat mereka repot (jahat ya).

Kita tahu bahwa budaya tersebut sudah sangat sulit di ubah di Indonesia, hal tersimpel adalah kita yang harus berubah.  Mulai menghargai koin koin kecil, dan membayar dengan uang pas.  Kalau satu memulai semoga yang lain mengikuti, sehingga kita tidak selalu jadi konsumen yang di bodohi.

Saturday, September 5, 2009

Rupa rupa buklet kehamilan di Sapporo




Baru sempet posting, tapi photo buku-buku dan brosurnya menyusul saja (masih belum balik nih semangat postingnya)

Friday, August 14, 2009

Pin khusus bumil di Sapporo

Kemarin setelah sukses bangun siang, akhirnya  memutuskan untuk segera mengurus  Maternity Book.  Tapi kali ini bukan ingin bercerita tentang buku itu, tapi tentang sebuah selipan di dalam buklet buklet yang aku terima (gratis lho).


Semacam penanda buat bumil di Sapporo (mungkin juga di seluruh Jepang) Sebuah lingkaran plastik yang bertuliskan " おなかに赤ちゃんがいます" yang artinya kurang lebih ada bayi di dalam perut saya. Ada gantungannya , dan kata mbak cantik di healt center, sebaiknya digantungkan di tas dan selalu di bawa kemanapun pergi.

Kata si mbak cantik itu juga, seringkali kehamilan tri semester pertama tidak begitu kelihatan, padahal masa masa itu adalah masa kritis yang harus di jaga.  Jepang memang sangat peduli dengan masalah populasi, apalagi mereka memang sedang krisis populasi. 

Pin ini membuat  bumil tidak merasa  bersalah dong untuk duduk diprioroty seat di kereta kereta Jepang, apalagi di jam sibuk yang kadang bernafas hampir tidak bisa

Begini rasanya hamil di Jepang...biarpun jauh dari suami ada saja yang bisa menghibur diri.  Semoga ya babyku sayang....