Friday, August 23, 2013

Facebook oh facebook,riwayatmu kini

Beberapa hari ini saya dan beberapa orang teman asyik berdiskusi tentang seorang teman lain yang suka sekali membuat kontroversi melalui status facebook.  Bahkan ketika akhirnya kita mengetahui bahwa si teman ternyata sering membuat status palsu, kita sampai pada beberapa kesimpulan, mungkin dia ini stress atau sedang berusaha eksis dengan aksi mencari perhatian.  Bahkan setelah dicoba untuk verifikasi secara offline dan tidak ada respon positive, akhirnya membuat saya memasukan account FB teman ini dalam daftar yang harus di hapus.

Dalam waktu yang bersamaan ada seorang rekan kantor yang mengangkat isu mengenai dampak facebook yang membuat menurunnya sense of well-being and satisfaction” anak anak muda. Ulasan lengkapnya bisa di lihat disini.

Kalau menurut pendapat saya, facebook sesuai namanya adalah media social, sebuah sarana alternative untuk bersosialisasi.  Sebagai sarana alternative, seharusnya facebook tidak pernah menyingkirkan bersosialisasi dalam arti yang sebenarnya.  Bertemu secara offline, berinteraksi, dan tentunya berbagi.  Seperti bersosialisasi offline, saat kita memulai dengan facebook kita juga seharusnya berpikir akan dampak yang akan di timbulkan.  Terutama sekali karena facebook merupan media yang terbuka, apapun yang kita tulis atau kita tampilkan, seluruh teman di facebook memiliki akses untuk melihatnya, apalagi kalau kita punya setingan “friend of friend” belum lagi kalau kita membukanya untuk publik.

Bisa saya bayangkan, saya mempunyai 500 teman, kalau saya setting setiap posting saya hanya untuk friend saja, ada 500 orang yang bisa melihat dan 500 orang ini bisa menyebarkankan secara tidak terbatas.  Kalau saya setting postingan untuk “friend of friend” seandainya secara rata rata 500 teman tersebut memiliki 5 teman yang aktif, ada 2500 orang yang bisa melihat dan juga menyebarkan kembali tanpa terbatas.

Luar biasa sekali, karena itulah facebook juga digunakan oleh orang orang pintar untuk berbagai tujuan  seperti promosi dan propaganda.  Jadi kalau sekali kita menulis sesuatu yang sangat pribadi, mungkin hanya satu orang yang komentar, 5 orang yang menyukai, tapi bisa lebih dari seribu orang yang membacanya akan berbicara tentang kejelekan kita di belakang kita.  Dampaknya adalah reputasi yang semakin memburuk, bahkan menjadi sebuah senjata yang akan menjatuhkan, dan sialnya lagi itu bisa diketahui oleh saudara kita, bahkan anak cucu kita kalau media facebook ini masih akan bertahan 10-20 tahun lagi (mengenang Friendster dan multiply).

Facebook juga bisa membuat seseorang menjadi tidak pernah merasa puas, dengan melihat orang lain menulis status, memuat foto, atau bahkan “check in” di sebuah tempat terkenal.  Orang yang tidak bijak dan tidak stabil akan merasa kerdil atau tersaingi.  Imbasnya dia akan berusaha untuk menandingi dengan aksi yang menurutnya lebih tinggi kelasnya.
Akan tetapi facebook juga mempunyai nilai positive untuk beberapa orang yang bijaksana, untuk menjaga komunikasi dengan teman jauh misalnya.  Atau seperti saya yang hidup terpisah dengan keluarga besar, beberapa aktifitas di facebook membuat saya tidak lagi merasa jauh, bahkan membuat kerinduan untuk selalu pulang kampung (soalnya kampungnya banyak).  Bahkan untuk pekerjaan, facebook sering membantu saya untuk berkomunikasi dengan rekan rekan profesi. Baik sebagai peneliti maupun sebagai ibu rumah tangga untuk saling berbagi pengalaman dan memecahkan masalah.  Tetapi kopi darat/offline alias ketemu langsung merupakan moment berharga yang harus di nomer satukan dan selalu juga saya rindukan, maklum saya ketemu lagi dengan suami saya juga dulu via facebook.

Akhirnya kembali lagi ke kita sebagai pengguna, menyikapi dengan bijaksana atau malah menjadi keganasan media digital yang memang sedang pada “eranya”.  Mengutip pendapat atasan saya di kantor, penggunaan facebook secara berlebihan justeru akan berdampak buruk, bukan lagi hobby tapi sudah menjadi candu. 
Sekian ulasan dari saya, ini adalah pendapat pribadi yang ditulis bukan untuk disebar luaskan tanpa seizing saya.