Tuesday, May 10, 2011

Serial Pospak Alias Popok Sekali Pakai

Kalau membaca beberapa review tentang popok di blognya ibu ibu yang rajin, keder juga membayangkan seandainya bahaya penggunaan pospak sama seperti yang selama ini digembar gemborkan. Tapi, berhubung emak Ichiko ini masih belum free waktu dan belum free finansial yang mengakibatkan semua harus diurus sendiri, jadilah popok disposal masih menjadi salah satu materi wajib yang harus di miliki.

Puji Tuhan sejauh ini Ichiko tidak pernah bermasalah dengan ruam popok, baik popok kain maupun popok disposal. Jadi yang jadi faktor penentu dalam memilih popok selain faktor harga, faktor kemampuan menyerap pipis tentu perlu di perhitungkan. Mengenai harga, di sini popok disposal untuk berbagai ukuran harganya bervariasi dari 1000-1280 yen/pak, isinya tergantung size, kalau s size sampai 80 buah, M size 64 buah, dan L size 54 buah. Tapi isinya akan lebih banyak kalau tipe popoknya adalah yang menggunakan tape bukan tipe celana. Sejak usia 5 bulan Ichiko sudah menggunakan size M tipe celana, karena berat badannya yang agak berat dan kemampuan bergeraknya membuat tipe tape mudah bergeser dan lepas. Beberapa merk yang pernah di coba Ichiko adalah :

  • Merries, ini popok produksi Kao, menempati urutan pertama yang cocok sama Ichiko, tidak bocor, tahan lebih dari 12 jam (kecuali pupup), bahannya paling lembut dari antara semua jenis yang pernah di coba, nyobeknya waktu mau dilepas juga gampang. Bukan karena aku punya teman yang kerja di Kao jepang dan sering kirim sample popok ke rumah lho ya.....cinta asli sama popok ini, meskipun harganya paling mahal yaitu 1280 yen/pak (128.000 rupiah), tapi kalau sehari hanya cukup satu saja (kalau di rumah saja), jadi dihitung hitung jau lebih hemat di banding popok merk lain. Sayang di sayang, karena gempa dan tsunami kemarin, popok ini menjadi produk langka, sehingga sempat beralih ke merk lain.
  • Pampers, popok produksi P& G ini merupakan popok pertama yang dikenal Ichiko, karena popok jenis ini dipakai di rumah sakit tempat Ichiko dilahirkan. Well, harganya tidak jauh beda dengan Merries, tapi jumlah perpacknya bisa beda sampai 5 buah. Tapi, sejak awal selalu bocor kalau Ichiko yang pake, meskipun slogannya bisa tahan sampai 12 jam, tapi tetap saja harus bangun tengah malam untuk mengganti semua, termasuk selimut karena basah kuyup . Tidak pernah di pakai lagi sejak pertama kali tidak cocok.
  • Moony, produk unicharm juga lumayan nyaman di pakai, lumayan tahan lebih lama di banding pampers, tapi...yang model celana kalau mau membukanya lumayan agak susah dan kalau sudah kepenuhan bau menyengatnya gampang menyebar. Hanya sekali pakai
  • Mamypoko, well well well, ini popok produksi unicharm juga merupakan popok termurah, dengan harga yang sama bisa mendapat 10 buah popok lebih banyak di banding yang lain. Beralih ke popok merk ini karena merries sempat langka di pasaran dan hanya popok ini yang stoknya melimpah. Meskipun murah, tapi untuk ichiko ini adalah popok yang jadi pilihan terakhir.Bocor, tidak menyerap bau, dan tidak fir sama badan ichiko, jadinya ichiko bisa melepas sendiri popok model celananya.
Merk lain Ichiko belum pernah mencoba, selain karena pilihannya juga tidak banyak disini, khawatir juga membeli kalau akhirnya tidak cocok seperti pengalaman pengalaman sebelumnya. Sebulan Ichiko hanya menghabiskan kurang dari satu pack popok disposal, karena hanya dipakai pada waktu malam hari dan saat bepergian. Kalau di rumah saja atau di sekolah Ichiko selalu pakai popok kain.

Dalam rangka survei sebelum pulang, mungkin teman teman bisa memberikan informasi kisaran harga dan merk merk popok yang beredar di Indonesia.

Cat: pengalaman pribadi dan tidak di bayar sepeserpun oleh produsen popok




Saturday, April 16, 2011

Miyajima ; Hiroshima Series

Setelah puas berkeliling di memorial park, tujuan kami selanjutnya adalah Miyajima, dari statiun tram genbaku dom mae di depan memorial park kami naik tram no 2 yang menuju ke Miyajima Guchi. Lama perjalanan sekitar satu jam, tapi namanya juga jalan jalan sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan. Ichiko yang tertidur selama di museum, terbangun dan ikut bernyanyi nyanyi sepanjang jalan. Lumayan menarik perhatian orang, tapi kalau sudah bangun artinya dia tidak mau lagi naik umbrella strollernya. Tiket tramnya lumayan mahal kalau untuk sampai me Miyajima yaitu 270 yen perorang dan dibayarkan ketika sampai di tujuan.

Miyajima merupakan pulau kecil di luar hirosima, dan bisa dicapai dengan menggunakan ferri selama 10 menit. Karena waktunya makan siang akhirnya kami memilih untuk makan terlebih dahulu sebelum naik feri. Restoran yang kami pilih lumayan nyaman, meskipun tetap sejujurnya, makanan di sapporo lebih enak rasanya. Ichiko juga sukses makan bentonya (oh ya...ichiko selalu dibawain bento yang dibuat oleh mamanya lho....).

Ketika membeli tiket ferri, seharga 170 yen per orang. Aku salah memilih, sejak awal sudah tahu bahwa hanya JR ferri yang sedikit agak jauh rutenya melewati depan Ootori. Ternyata aku salah membeli tiket, aku membeli tiket yang PP malah ferri Matsuda, ya sutralah....masih bisa lihat Ootori meskipun dari jauh .

Ferrinya kecil tapi masih jauh lebih bagus dibanding ferry di hongkong yang berangkat dari central. Bersyukurnya dilantai satu tempat parkir mobil, ada ruangan khusus untuk orang tua, cacat dan yang membawa bayi. Kapasitasnya hanya 8 kursi dan waktu itu kosong jadilah serasa kami bertiga menempati ruang VIP. Oh ya..ferri menuju miyajima hanya 10 menit dan berangkat setiap 10 menit jadi tidak perlu terburu - buru.



Ini photo Ichiko sama papanya dan photo Ootori dari dalam kapal, Ootori ini merupakan bagian dari kuil itsukusima yang berada di pulau miyajima dan merupakan salah satu UNESCO World Heritage Site. Kalau menurut informasi yang kami peroleh , miyajima merupakan spot wisata yang sangat ramai dikunjungi turis asing. Tapi gempa dan tsunami ditambah krisis radiasi nuklir membuat kunjungan turis ke jepang turun drastis dan kami adalah satu satunya orang asing di saat itu. Sepi dong???? Ternyata tidak, begitu kami sampai di Miyajima, biarpun cuaca mendung, angin kencang dan udara dingin ternyata turis lokalnya banyak bangeDDD.

Dari pelabuhan kami berjalan menuju kuil itsukushima, seperti yang tertulis dipamplet, ada banyak rusa rusa liar yang dibawa dari Nara, peringatan ditulias dalam berbagai bahasa tentang rusa yang bisa makan apa saja termasuk kertas dan dompet.




Sampai juga di kuil itsukushima, dan juga di Ootori alias pintu raksasa. Kuil dan pintunya kalau pasang naik seperti terletak ditengah laut, tapi aslinya kuil itu berada di pinggir pantai.

Rencana kita mau masuk ke kuilnya, tapi melihat antrian yang panjang sementara udara dingin membuat kami memilih untuk memutar dan melihat sisi lain pulau Miyajima. Akhirnya kami banyak menghabiskan waktu di toko toko souvenir, Maunya beli katana (pedang jepang) tapi masih bingung cara bawa pulang ke Indonesia, jadinya kamipun hanya window shoping. Papa Ichiko yang ternyata suka belanja kaos, memborong beberapa kaos, untuk oleh oleh kalau musik katanya, tapi sizenya semua size untuk diri sendiri .

Miyajima juga terkenal dengan kerajinan kayunya, terutama sendok kayunya, ituloh yang mirip centong nasi kayu kalau di Indonesia. Tapi kerajinan hasil para pengrajin miyajima itu bagus bagus banget, rasanya ingin beli semua, tapi beruntung punya patner yang bisa saling menjaga kalau soal belanja . Akhirnya pilihan jatuh pada mencetak poto di atas sendok nasi khas miyajima, lumayan mahal 1300 yen/poto tapi hasilnya memuaskan



Tuh....bagus kan? Harus diakui kalau soal selera belanja papanya Ichiko, harus diacungi 2 jempol, meskipun tetap tidak ada jempol untuk kebiasaan merokoknya yang wasting time, money, juga bikin khawatir kami tentang kesehatannya (stttttttttttttttt).

Saat proses mencetak photo inilah hujan turun dengan derasnya. Puji Tuhan, kami jadi bisa berteduh dengan nyaman, meski akhirnya jadi beli payung seharga 500 yen dan payungnya kami tinggal di hotel, soale repot repot dan repot. Tidak lupa juga sempat mencicipi beberapa kue khas miyajima, seperti maple cake. Tapi rasaya biasa saja, hanya packingnya yang super duper cantiknya .

Setelah puas window shopping, kami kembali ke pelabuhan untuk segera naik ferri kembali ke hiroshima. Waktu itu sudah pulu 15:00 sementara masih ada satu tempat lagi yang akan kami kunjungi.

Pulau Miyajima (Hiroshima Series)

Setelah puas berkeliling di memorial park, tujuan kami selanjutnya adalah Miyajima, dari statiun tram genbaku dom mae di depan memorial park kami naik tram  no 2 yang menuju ke Miyajima Guchi.  Lama perjalanan sekitar satu jam, tapi namanya juga jalan jalan sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan.  Ichiko yang tertidur selama di museum, terbangun dan ikut bernyanyi nyanyi sepanjang jalan.  Lumayan menarik perhatian orang, tapi kalau sudah bangun artinya dia tidak mau lagi naik umbrella strollernya.  Tiket tramnya lumayan mahal kalau untuk sampai me Miyajima yaitu 270 yen perorang dan dibayarkan ketika sampai di tujuan.

Miyajima merupakan pulau kecil di luar hirosima, dan bisa dicapai dengan menggunakan ferri selama 10 menit.  Karena waktunya makan siang akhirnya kami memilih untuk makan terlebih dahulu sebelum naik feri.  Restoran yang kami pilih lumayan nyaman, meskipun tetap sejujurnya, makanan di sapporo lebih enak rasanya.  Ichiko juga sukses makan bentonya (oh ya...ichiko selalu dibawain bento yang dibuat oleh mamanya lho....).

Ketika membeli tiket ferri, seharga 170 yen per orang.  Aku salah memilih, sejak awal sudah tahu bahwa hanya JR ferri yang sedikit agak jauh rutenya melewati depan Ootori.  Ternyata aku salah membeli tiket, aku membeli tiket yang PP malah ferri Matsuda, ya sutralah....masih bisa lihat Ootori meskipun dari jauh  .

Ferrinya kecil tapi masih jauh lebih bagus dibanding ferry di hongkong yang berangkat dari central.  Bersyukurnya dilantai satu tempat parkir mobil, ada ruangan khusus untuk orang tua, cacat dan yang membawa bayi.  Kapasitasnya hanya 8 kursi dan waktu itu kosong jadilah serasa kami bertiga menempati ruang VIP.  Oh ya..ferri menuju miyajima hanya 10 menit dan berangkat setiap 10 menit jadi tidak perlu terburu - buru.














Ini photo Ichiko sama papanya dan photo Ootori dari dalam kapal, Ootori ini merupakan bagian dari kuil itsukusima yang berada di pulau miyajima dan merupakan salah satu UNESCO World Heritage Site.  Kalau menurut informasi yang kami peroleh , miyajima merupakan spot wisata yang sangat ramai dikunjungi turis asing.  Tapi gempa dan tsunami ditambah krisis radiasi nuklir membuat kunjungan turis ke jepang turun drastis dan kami adalah satu satunya orang asing di saat itu.  Sepi dong???? Ternyata tidak, begitu kami sampai di Miyajima, biarpun cuaca mendung, angin kencang dan udara dingin ternyata turis lokalnya banyak bangeDDD.

Dari pelabuhan kami berjalan menuju kuil itsukushima, seperti yang tertulis dipamplet, ada banyak rusa rusa liar yang dibawa dari Nara, peringatan ditulias dalam berbagai bahasa tentang rusa yang bisa makan apa saja termasuk kertas dan dompet.














Sampai juga di kuil itsukushima, dan juga di Ootori alias pintu raksasa.  Kuil dan pintunya kalau pasang naik seperti terletak ditengah laut, tapi aslinya kuil itu berada di pinggir pantai. 

Rencana kita mau masuk ke kuilnya, tapi melihat antrian yang panjang sementara udara dingin membuat kami memilih untuk memutar dan melihat sisi lain pulau Miyajima.  Akhirnya kami banyak menghabiskan waktu di toko toko souvenir, Maunya beli katana (pedang jepang) tapi masih bingung cara bawa pulang ke Indonesia, jadinya kamipun hanya window shoping.  Papa Ichiko yang ternyata suka belanja kaos, memborong beberapa kaos, untuk oleh oleh kalau musik katanya, tapi sizenya semua size untuk diri sendiri .

Miyajima juga terkenal dengan kerajinan kayunya, terutama sendok kayunya, ituloh yang mirip centong nasi kayu kalau di Indonesia.  Tapi kerajinan hasil para pengrajin miyajima itu bagus bagus banget, rasanya ingin beli semua, tapi beruntung punya patner yang bisa saling menjaga kalau soal belanja .  Akhirnya pilihan jatuh pada mencetak poto di atas sendok nasi khas miyajima, lumayan mahal 1300 yen/poto tapi hasilnya memuaskan











Tuh....bagus kan?  Harus diakui kalau soal selera belanja papanya Ichiko, harus diacungi 2 jempol, meskipun tetap tidak ada jempol untuk kebiasaan merokoknya yang wasting time, money, juga bikin khawatir kami tentang kesehatannya (stttttttttttttttt).

Saat proses mencetak photo inilah hujan turun dengan derasnya.  Puji Tuhan, kami jadi bisa berteduh dengan nyaman, meski akhirnya jadi beli payung seharga 500 yen dan payungnya kami tinggal di hotel, soale repot repot dan repot.  Tidak lupa juga sempat mencicipi beberapa kue khas miyajima, seperti maple cake.  Tapi rasaya biasa saja, hanya packingnya yang super duper cantiknya .

Setelah puas window shopping, kami kembali ke pelabuhan untuk segera naik ferri kembali ke hiroshima.  Waktu itu sudah pulu 15:00 sementara masih ada satu tempat lagi yang akan kami kunjungi.

Hiroshima ; Kota Sungai, Kota Sejarah

Pukul 16:30 tepat pesawat ANA yang kami naiki mendarat di Hiroshima airport, pendaratan yang sangat tidak nyaman karena sayanya mabok udara. Kondisi badan yang tidak fit mungkin ya .

Hiroshima airport tidak seluas Chitose airport di Sapporo, dan transportasi yang menghubungkan bandara dengan kota hanyalah Limosine bus. Tidak ada kereta, apalagi subway. Tiketnya 1300 yen perorang, mahal dibanding damri dari gambir ke suta hehehehehe. Seperti biasa belinya di vending mesin, dan ada banyak informasi dalam bahasa inggris jadi tertepislah ketakutan bakal nyasar. Kita ambil limosin yang menuju hirosima station karena hotel tempat menginap memang diseputaran sana, rencana awal mau langsung jalan ke Hirosima museum, tapi berhubung badan sudah capek dan Ichiko sudah lapar kita putskan ke hotel saja untuk beristirahat.

Limosin busnya nyaman, bisa tidur dengan nyenyak di dalam bis, jarak yang ditempuh selama 45 menit. Tapi sempet menemukan kemacetan sekitar 10 kilo di arah sebaliknya (ada juga di jepang ya). Tepat 45 menit kita sampai di hirosima station, karena terminal bisnya di depan stasiun kereta shinkansen, jadinya kita menyusuri jalan bawah tanah sampai ke sisi sebrangnya yaitu stasiun kereta. Hotel New Hiroden terletak di dekat pintu selatan hiroshima stasiun.

Hotel new hiroden kita pilih karena paling dekat dengan stasiun dan berdsarkan berbagai review di Internet. Hanya sekitar 2 menit dari stasiun, dan ternyata hotelnya bagus. Kita dapat kamar di lantai 11 dengan view kota hirosima yang penuh dengan sungai. Sarapannya bisa diganti dengan kupon seharga 1100 yen, dan bisa digunakan untuk membeli makanan di toko toko kombini.



Malam itu kami habiskan hanya untuk jalan jalan diseputaran hiroshima stasiun, mencicipi berbagai makanan yang katanya khas hiroshima. Kalau soal harga sepertinya tidak begitu jauh dengan sapporo, tapi kalau sejujurnya makanan makanan di sapporo jauh lebih enak.

Pagi harinya setelah sarapan di hotel kami berangkat menuju park memorial museum, dengan menggunakan tram yang stasiunnya sangat dekat dengan hotel. Eh tramnya ada kondekturnya lho, tapi ongkos tidak ditagih didalam bisa melainkan dibayarkan pada waktu keluar dan dengan uang pas. Ongkos tramnya 150 yen perorangm dijual juga one day card seharga 600 yen, cuma karena kita tidak banyak bepergian naik tran jadi memilih tidak menggunakan one day card.


Sempat berpoto sama tram, dipoto ada stroller umbrella nya ichiko yang sudah minta di upgrade karena ukurannya mengecil , dan ada juga si batik kiriman dari mbah yang setia mengiringi (suka banget menggendong pake batik, soale jadi pusat perhatian ).

Turun di perhentian "genbaku dome mae" langsung disuguhi dengan pemandangan dome yang tersisa pada waktu pengeboman atom di Hiroshima tahun 1945. Masih seperti aslinya dan kebetulan sedang ada kampanye anti nuklir jadi kita tidak begitu bebas mau poto poto disini. Lanjut ke arah tamannya, seperti biasa disuguhi berbagai tatanan khas jepang yang rapi dan terawat.



Dalam taman tersebut ada juga satu altar (cenotaph) yang berisi nama nama korban bom, dan keterangan dalam berbagai bahasa dan ada api yang melambangkan perdamaian yang tidak pernah mati.



Memasuki museumnya dengan tarif masuk hanya 50 yen dan tambahan 300 yen bila kita menginginkan audio guide yang disediakan dalam berbagai macam bahasa (termasuk Indonesia). Ternyata hanya membaca dan mengunjungi langsung itu berbeda, di dalam museum ini aku merasa perang itu hanya mengakibatkan sengsara. Melihat pada foto foto korban, baju baju seragam sekolah korban yang dimuseumkan, ada banyak sekali harapan harapan yang hilang. Seluruh kota hancur, dan hanya menyisakan bangunan bangunan yang berkonstruksi baja. Ditambah dengan efek radiasi setelahnya, banyak bayi yang lahir dengan cacat bawaan.

Hiroshima hancur total pada waktu itu, asli aku bisa merasakan atsmosfir kehancuran, derita dan darah didalam museum itu. Sampai sekarang aku masih berpikir, kenapa aku tidak merasakan hal yang sama ketika masuk museum perjuangan di Indonesia bahkan ketika pelajaran PSPB (buku ini ada lho di dalam museumnya). Bangsa yang besar memang bangsa yang menhargai jasa pahlawannya .

Hampir 5 jam kami habiskan di tempat ini, dan selalu merasa masih kurang, masih banyak hal lain yang ingin diketahui, tapi travelling dengan Ichiko its mean....traveling dengan rengekannya kalau mama dan papanya berlama lama berdiri di satu objek, apalagi kalau lagi ngantri . Bagian lain yang sempat kami kunjungi adalah wisata kuliner makanan khas hirosima OKONOMIYAKI, alias bakwan......


Tidak menyesal mengunjungi kota ini, meskipun kalau mau jadi tim penilai orang orang di sapporo jauh lebih modis dan sedap dipandang mata hehehehehhehehehe.......



Wednesday, March 30, 2011

nice pindah rumah

Selama di jepang terhitung sudah 5 kali pindah rumah, bukan maksud hati jadi penghuni berpindah, tapi 5 tahun dijepang selalu dilewati dengan kondisi berbeda, mulai bulan madu dengan jepang, sibuk dilab, lajang sejati, menikah hamil, punya anak, mikirin sekolah anak (halah sok iya, padahal banyak yang masih lebih komplikatif).

Nah kalau pindahan pasti deh mulai lagi beribet ribet packing dan unpacking. Waktu masih single sih, gampang banget bisa pakai jasa angkutan umum dengan tiket one day. Tapi status berubah ternyata barang barang yang dipindah banyak juga.

Mau tidak mau pakai jasa pindahan, biarpun sedikit mahal tapi sudah termasuk biaya keluarin barang, angkut barang dan masukin barang ke rumah baru. Bisa juga sekalian dengan jasa packing, tapi karena biaya juga nambah, yen bisa ya packing sendiri. Sekedar berbagi hal hal yang penting dalam packing barang untuk pindahan.

  1. Tentukan dulu pindahnya kemana, lha iyalah, masak belum tahu mau pindah kemana
  2. Seleksi barang yang mau di bawa; penting! jangan bawa pindah barang yang mau dibuang, kan repot kalau capek capek packing, delivering, unpacking eh terus disposing
  3. Pilih jasa pindahan yang tepat, hitung kalkulasinya benar benar, bandingkan satu perusahaan dengan yang lainnya, biaya biaya berbanding lurus dengan service yang ada, tetapi karena tidak semua service kita butuhkan makanya perlu sekali kalkulasi yang akurat
  4. List juga teman teman atau saudara yang mau membantu, sekalian buat job descriptionnya biar bantuan mereka tepat sasaran (untuk orang orang yang benar benar mau membantu lho ya, yeng cuma bikin ribet diminta jangan datang saja )
  5. Box tempat barang, bisa koper atau bok plastik dan atau kardus. Pilih yang kuat, tahan air, gampang dibawa atau digeser, dan paling penting dalam ukuran yang sama. Karena akan mempermudah dalam penyusunan sebelum, sewaktu dan sesudah pindahan.
  6. Setiap box beri tanda skala prioritas, supaya kita bisa tahu mana yang harus diangkut duluan, mana yang bisa ditumpuk paling bawah atau mana yang harus dibongkar terakhir
  7. Jangan lupa, list barang barang yang masuk dalam kardus, satu di tempel dan copynya disimpan supaya gampang mengaturnya.
  8. Packing barang berdasarkan jenisnya, gunakan alat bantu seperti koran bekas atau busa, untuk melindungi barang elektronik dari goncangan, begitu juga dengan barang pecah belah.
  9. Tutup box dengan benar, gunakan plester yang kuat dan beri tanda arah pada bok supaya bisa disusun dengan benar
  10. Jangan lupa, beri tanda khusus pada box tempat dimana dia diletakan nantinya di rumah baru, jadi pekerjaan unpacking jadi lebih gampang lho...
  11. Siapkan satu box khusus berisi barang barang darurat yang akan digunakan sewaktu baru pindah, seperti alat mandi, pakaian secukupnya, alat makan, kalau perlu makanannya. kalau dokumen penting pasti sudah ada space sendiri kan
  12. Jangan lupa juga tempel semua box dengan alamat rumah baru,
Siap pindah kan?????(yang mau pindah negara sebentar lagi)

Tips packing barang untuk pindahan

Selama di jepang terhitung sudah 5 kali pindah rumah, bukan maksud hati jadi penghuni berpindah, tapi 5 tahun dijepang selalu dilewati dengan kondisi berbeda, mulai bulan madu dengan jepang, sibuk dilab, lajang sejati, menikah hamil, punya anak, mikirin sekolah anak (halah sok iya, padahal banyak yang masih lebih komplikatif).

Nah kalau pindahan pasti deh mulai lagi beribet ribet packing dan unpacking.  Waktu masih single sih, gampang banget bisa pakai jasa angkutan umum dengan tiket one day.  Tapi status berubah ternyata barang barang yang dipindah banyak juga. 

Mau tidak mau pakai jasa pindahan, biarpun sedikit mahal tapi sudah termasuk biaya keluarin barang, angkut barang dan masukin barang ke rumah baru.  Bisa juga sekalian dengan jasa packing, tapi karena biaya juga nambah, yen bisa ya packing sendiri.  Sekedar berbagi hal hal yang penting dalam packing barang untuk pindahan.

  1. Tentukan dulu pindahnya kemana, lha iyalah, masak belum tahu mau pindah kemana
  2. Seleksi barang yang mau di bawa; penting! jangan bawa pindah barang yang mau dibuang, kan repot kalau capek capek packing, delivering, unpacking eh terus disposing
  3. Pilih jasa pindahan yang tepat, hitung kalkulasinya benar benar, bandingkan satu perusahaan dengan yang lainnya, biaya biaya berbanding lurus dengan service yang ada, tetapi karena tidak semua service kita butuhkan makanya perlu sekali kalkulasi yang akurat
  4. List juga teman teman atau saudara yang mau membantu, sekalian buat job descriptionnya biar bantuan mereka tepat sasaran (untuk orang orang yang benar benar mau membantu lho ya, yeng cuma bikin ribet diminta jangan datang saja )
  5. Box tempat barang, bisa koper atau bok plastik dan atau kardus.  Pilih yang kuat, tahan air, gampang dibawa atau digeser, dan paling penting dalam ukuran yang sama.  Karena akan mempermudah dalam penyusunan sebelum, sewaktu dan sesudah pindahan.  
  6. Setiap box beri tanda skala prioritas, supaya kita bisa tahu mana yang harus diangkut duluan, mana yang bisa ditumpuk paling bawah atau mana yang harus dibongkar terakhir
  7. Jangan lupa, list barang barang yang masuk dalam kardus, satu di tempel dan copynya disimpan supaya gampang mengaturnya.
  8. Packing barang berdasarkan jenisnya, gunakan alat bantu seperti koran bekas atau busa, untuk melindungi barang elektronik dari goncangan, begitu juga dengan barang pecah belah.
  9. Tutup box dengan benar, gunakan plester yang kuat dan beri tanda arah pada bok supaya bisa disusun dengan benar
  10. Jangan lupa, beri tanda khusus pada box tempat dimana dia diletakan nantinya di rumah baru, jadi pekerjaan unpacking jadi lebih gampang lho...
  11. Siapkan satu box khusus berisi barang barang darurat yang akan digunakan sewaktu baru pindah, seperti alat mandi, pakaian secukupnya, alat makan, kalau perlu makanannya.  kalau dokumen penting pasti sudah ada space sendiri kan
  12. Jangan lupa juga tempel semua box dengan alamat rumah baru,
Siap pindah kan?????(yang mau pindah negara sebentar lagi)