Wednesday, May 10, 2017

Membawa ASIP dari Bangkok




Ini kisal awal maret lalu ketika dapat penugasan untuk mengikuti seminar di Bangkok.
Sebenarnya sudah maju mundur ketika sebelum melahirkan sudah dapat jadwal untuk menghadiri seminar ini.  Bagi sebagian orang mungkin ini kesempatan bisa sekalian jalan jalan ala backpacker dengan fasilitas turis koper(iyalah tiket+hotel  kan sudah dibayari kantor) tapi buat emak muda dengan bayi berumur 4 bulan yang sedang berusaha untuk memberikan ASI ekslusif ini bukan perkara gampang.  Membawa ASI perah (ASIP) lintas provinsi sudah bukan masalah, tapi lintas negara  selama 5 hari adalah pengalaman pertama buatku.  Kalau hanya di pompa bisa dapat 500 ml/jam, artinya  akan ada 2,5 liter ASIP yang harus di bawa pulang dengan kondisi dingin dan masih bisa dikonsumsi.  Kalau dengan 2.5 liter setara lebih kurang 2 kg ditambah dengan ice gel yang dipersiapkan juga sebanyak 2 kg artinya harus ada persiapan lebih kurang 5 kg bagasi hanya untuk membawa ASIP. 
Karena ternyata ada banyak sekali ibu ibu baik yang mau menulis tentang membawa ASIP lintas negara,kekuatiran menjadi berkurang berganti dengan persiapan.  Apa saja yang disiapkan?????  Tentu saja mental untuk meninggal ichiro si baby 4 bulan, karena ada mbahnya di rumah tentu saja bisa percaya sepenuhnya.  Beberapa point yang penting di bawah ditulis untuk kenangan, dan siapa tahu ada yang membutuhkan informasi ini.
I.                        Persiapan peralatan pumping
Pompa  ASI adalah barang wajib untuk busui yang tidak bisa memerah pakai tangan, selain membawa si Medela harmoni yang sudah berusia 4 tahun, unimom electric juga di bawa untuk cadangan dan untuk kegiatan pumping di hotel.    Karena tidak punya cooler box, di bawalah dua cooler bag Gabag, satu yang baru beli yang satu unit dengan tas ransel, dan satu cooler bag tua yang dipakai sejak zaman anak ke dua dulu.  Ice gel atau blue ice juga tidak dilupakan 2 buah @500 gram yang merupakan hadiah beli tas gabag, dan 2 buah @500 gram blue ice yang beli di ACE (bukan beli pakai duit tapi beli pakai point hihihihi).  Tidak lupa tentunya plastic tempat ASI dan plastic biasa untuk lapisan tambahan.
II.                      Pumping sebelum take off
Demi aman dari pemeriksaan selama di bandara,  blue ice di masukandalam bagasi, jadi yang ditenteng hanya pompa dan plastik pembungkus.  Karena penerbangan sore jadi siang sudah berangkat ke bandara, dan langsung saja masuk ke dalam untuk mencari ruangan menyusui untuk pumping sebelum berangkat.  Pemeriksaan bawaan kabin memang sangat ketat untuk penerbangan international, hal tersebut disiasati dengan memompa ASI hanya setelah melewati pemeriksaan terakhir.  Keberangkatan melalui terminal 2 bandara sutta tidak perlu dikhawatirkan untuk ibu menyusui, karena setelah pemeriksaan terakhir ada banyak ruang menyusui yang sangat nyaman.
Pumping pertama sebelum masuk gate, disebuah ruang menyusui yang bersih dan nyaman.  Ada dispenser air panas, ada wastafel dan sabun, tissue juga dalam jumlah cukup, ada sofa yang nyaman dan juga tempat tidur baby yang bisa juga difungsikan sebagai tempat ganti popok.  Karena blue ice semua masuk dalam bagasi, untuk mendinginkan ASIP I awalnya berniat membeli batu es di penjual minuman dingin di depan gate.  Ternyata karena sang penjual melihat tas ASIP,batu es pun digratiskan dan ASIP I pun aman masuk dalam pesawat tanpa pemeriksaan .
III.                       Pumping dalam pesawat
Ini bagian yang agak mendebarkan, terutama karena penerbangan lebih dari 2 jam.  Jangan lupa untuk pakai baju yang memudahkan kegiatan pumping (baju menyusui tentunya), dan apron atau syal untuk menutupi pandangan orang yang kepo.  Waktu check in sudah minta untuk ditempatkan di antara penumpang cewek, tapi karena kursi sudah dipesan, petugasnya bilang bisa request nanti di dalam pesawat.  Ternyata ada beberapa baris bangku kosong di bagian belakang, dan oleh pramugari juga diizinkan untuk pindah.  Memang harus jujur dan berani bilang ke pramugari, dan syukurnya difasilitasi sama mereka, bahka waktu minta es batu juga diberikan dengan gratis dalam jumlah yang cukup.  Pompa yang dipakai selama di dalam pesawat adalah Medela manual yang tanpa suara.  Ilmu cuek merupakan bekal yang penting, dan jangan malu untuk menjelaskan kalau ada yang bertanya.
Keadaan yang sama juga ditemui sewaktu pulang, bahkan karena penerbangan terakhir semua stok es batu malah dibungkus rapi oleh pramugarinya dan disusunkan didalam cool bag.  Baik kan pramugari air asia (bukan di endorse ya). 
IV.                      Pumping selama di hotel dan di acara seminar
Sebelum berangkat wajib sepertinya untuk mempersiapkan kertas kertas label, lakban, dan jangan lupa kertas kosong plus spidol permanent yang besar untuk labeling mendadak.  Terutama di negara yang bahasa inggris tidak mudah dipahami, apalagi memang bahasa inggris per ASIPan kan memang tidak semua mempelajari.  Email berisi permintaan untuk bisa mendapatkan kulkas kecil dikamar hotel (mini bar) dan untuk bisa menitipkan ASI di freezer hotel juga sudah dikirim.  Hotelnya ternyata bersedia, hasil pumping di perjalanan dan ice gel masuk dalam cooling bag dan segera dititipkan di hotel, tentu saja dengan label besar diluar tas tersebut.  ASIP selama di Bangkok disimpan dalam kulkas mini bar, pertimbangannya adalah bahwa ASIP beku akan segera dikonsumsi setelah pulang, sementara yang dingin akan di bekukan, karena perjalanan total hanya 6 hari.
Selama seminar di BITEC ternyata tidak ada ruang menyusui, tapi tidak habis akal akhirnya pumping ditoilet (bersih), disela sela seminar.  Antisipasi kontaminan ASIP dengan selalu membawa air mineral (ini banyak disediakan kalau seminar) untuk cuci tangan, tissue basah yang mengandung alcohol untuk sterilisasi , dan tissue kering yang sudah disiapkan sendiri.  Pompa yang digunakan juga pilih yang manual supaya tidak ribet cari colokan listrik dan bunyinya juga tidak menarik perhatian.  Beberapa mata kepo sih, tapi lama lama mereka juga senyum dan mengerti, waktu yang dipilih adalah bukan pas jam istirahat, karena toilet pasti penuh.
Setelah pumping pekerjaan lainnya adalah mencari es batu, karena blue ice semua di bekukan di freezer hotel untuk persiapan membawa ASIP kembali ke Jakarta.  Makan siang atau coffe break saat seminar kan biasanya  pake model model buffee/prasmanan, dan banyak petugas yang berdiri kalau kalau itu makanan habis dan ada yang perlu bantuan.  Kendala es batu diatasi dengan minta es batu pada mereka, siapkan juga wadahnya .  Bisa kotak plastic yang bisa masuk dalam cool bag, atau plastic vinyl .  Masalah awalnya adalah petugasnya tidak bisa berbahasa inggris, dan aku tidak bisa berbahasa thai.  Tapi teknologi sekarang kan keren, googling gambar es batu dan tunjukin sama mereka, langsung deh mereka mengerti dan problem es batu pun solved.  Seusai seminar kegiatan pumping di hotel dilakukan  sedisiplin mungkin, supaya enggak bengkak tentunya, disinilah gunanya di pompa elektrik, cepat biarpun sedikit berisik tapi bisa mompa sambil whatsapp video sama anak anak dirumah.
V.                         Packing Hasil Pumping
Perkiraan awal hasil ASIP hanya sekitar 2.5 liter, ternyata efek makanan enak selama seminar selama  24 jam itu bisa pumping sebanyak 1 literan.  Hari terakhir seminar pagi pagi sudah ambil titipan ASIP dan ice gell di hotel.  Penerbangan pulang sore hari dan harus buru buru check out sebelum jam 12 siang.  Total dipacking pagi ada sekitar 6 liter.  Ice gel yang dititip dihari pertama sudah keras, dan menurut cerita yang sudah berpengalaman bisa mendinginkan ASIP hingga 24 jam.  Packing dilakukan dengan metode tidak menyisakan ruangan hampa di dalam tas, ice gel di paling bawah dan kiri kanan sekeliling tas.  ASIP yang dibungkus kantong di lapisi plastic vynil dan dibungkus dengan aluminium foil atau kertas koran satu persatu (dibawa dari Indonesia).  Setelah itu bagian atas ditutup dengan ice gel lagi, dan pumping terakhir di Bangkok juga dimasukan ke dalam tas tersebut.  Setelah beres, ditimbang ternyata tas ASIP tersebut mencapai 12 kg, baju baju kotor dipacking rapi dan digunakan untuk memenuhi koper tersebut, plus brosur brosur yang diperoleh selama seminar.
Waktu mau check in di DMK sempat ditanya oleh petugas di mesin X ray, cuma karena dia nanya pakai bahasa thai, ya cuma dibalas senyum aja dan tidak diperiksa sama sekali dan koper ASIP bisa masuk ke bagasi dengan aman.  Beberapa dokumen mengenai membawa ASIP yang diperoleh dari webnya TSA sudah diprint dan tinggal ditunjukin ke mereka kalau diperlukan, kalau mereka minta di buka ya dibuka saja, nanti sisanya kita packing ulang.  Itulah kenapa siapkan lakban dan kertas kertas label dalam jumlah cukup, untuk antisipasi kalau harus di repacking di bandara.
Selanjutnya tugas kita adalah berdoa, semoga pesawat tidak delay, semoga bagasi tidak nyasar dan rusak selama perjalanan.  Jangan lupa minta label “fragile” di bagasi kita, supaya diperlakukan dengan proper selama di bandara
VI.                          Finally
Jam 11 siang ice box keluar dari kulkas, dan jam 2 malam baru sampai rumah.  Bagaimanakah kondisi ASIP setelah melintasi tapal batas NKRI.  Ternyata AMAN! Ice gel masih beku, ASIP pertama juga masih beku dan segera dipindahkan ke kulkas rumah, ASIP yang disimpan diminibar juga masih dingin dan segera masuk ke dalam freezer, menutupi ruang ruang kosong dalam freezer karena ditinggal selama enam hari
Semakin kesini memang semakin banyak fasilitas untuk ibu bisa memberi ASI untuk anak anak, terakhir lewat bandara HLP juga suda ada ruang menyusui yang nyaman.  Jadi, jangan menyerah pejuang ASI karena alam semesta akan mendukung kita kalau kita mau meneguhkan hati dan berusaha.
*Ditulis dalam rangka enam bulan Senopati Ichiro Rajagukguk dan akhirnya  lulus ASI exlusive

No comments: